Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi


 Salam dan Bahagia


Tak terasa pada pelatihan CGP kali ini sudah memasuki modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi pada alur MERDEKA tepatnya pada alur Koneksi antar materi yang akan saya tulis di blog ini.

Selalu ada kejutan pada setiap Modul pelatihan CGP yang saya rasakan yang mana ada hal baru, pengetahuan baru dan pengalaman baru yang saya dapatkan dari setiap kegiatan CGP. Semua ini tak terlepas dari peran Fasilitator yakni Bpk Rahmatillah Syam dan didampingi oleh Pengajar Praktik  Bpk. Iwan Sumantri yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam mendampingi dan memfasilitasi dengan baik setiap tahapan kegiatan CGP ini.

Memasuki sesi pembelajaran keenam pada Modul 2.1 koneksi antar materi yang berisi materi tentang dalam memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi dengan mengaitkan materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Kemudian melakukan refleksi secara individu terhadap perjalanan pembelajaran hingga saat ini dengan merespon beberapa pertanyaan dan tugas berikut ini.

  • Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas.
  • Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid.

Untuk mengimplementasikan pembelajaran berdifernsiasi di kelas seorang guru akan berupaya konsisten dalam merespon kebutuhan belajar murid-muridnya (Tomlinson 1999:14)

Langkah-langkah Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas

  • Merumuskan tujuan pembelajaran
  • Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan, minat dan profil murid
  • Menciptakan suasana belajar yang positif dan kolaboratif
  • Melakukan penilaian yang berkelanjutan on going assesment 
  • Melakukan diferensiasi konten, proses dan produk

Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal

1. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid 3 aspek kebutuhan belajar murid

Dalam kegiatan pembelajaran berdiferensiasi agar dapat memenuhi kebutuhan belajar murid, seorang guru harus menganalisa 3 kebutuhan belajar murid, yaitu 1). kesiapan belajar murid (readinnes) 2). minat dan 3). Profil belajar murid. Mari kita bahas ketiga aspek kebutuhan murid tersebut.

1. Kesiapan Belajar Murid

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru yang diterima oleh murid. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, agar mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.  

Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya kita akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat kita mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas kita

Ada 6 contoh persfektif tombol equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47). Keenam contoh tombol equalizer tersebut adalah
    1. Bersifat mendasar - Bersifat transformatif
      Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru,  yang mungkin belum dikuasainya, mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang  jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka juga akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide-ide tersebut.  Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif. 
    2. Konkret - Abstrak
      Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak. 
    3. Sederhana - Kompleks 
      Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu.
    4. Terstruktur - Open Ended
      Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain murid mungkin siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka.
    5. Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)
      Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain.
    6. Lambat - Cepat
      Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.

    2. Minat Murid

    Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
    Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:        

    • membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
    • mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
    • menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
    • meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
    Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif. Yang pertama sebagai minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur,  menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual.  Yang kedua, minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur. 

    3. Profil Belajar Murid

    Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri.  Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. 

    Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

    • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. 
      Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.  
    • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
    • Preferensi gaya belajar.
      Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
      1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); 
      2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik); 
      3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
        Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.

    2. Pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu mencapai hasil belajar yang optimal


    Ruslan
    Ruslan Seseorang yang suka menulis dikala senggang, hobi makan bakso dan suka ngajak jalan-jalan istri