Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CONTOH PTK : PENERAPAN PENGAJARAN MODEL KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA KOTAK KARTU HURUF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AL-QURAN PADA SISWA KELAS III

 BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Manusia akan berusaha meningkatkan kehidupannya dengan cara memperoleh pengalaman-pengalaman bam sehingga menimbulkan perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan tersebut terjadi seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Manusia perlu mengikuti perkembangan IPTEK dan bijaksana dalam menyikapinya. Upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk  mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai linkungan hidup secara tepat di masa yangakan datang. Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat (Redja Mudyahardjo, 2012: 11). Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap peubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 (bab 1 pasal 1), disebutkan bahwa :

           Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian diri, kecerdasan akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirimya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan menurut Lavengal dalam Binti Ma’unah :

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih tepat dapat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa sepertisekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

Inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran yang merupakan suatu proses belajar mengajar yang dilakukan secara sadar dan tidak dibuat-buat, dimana bertujuan untuk mengembangkan potensi diri orang yang dididik agar menjadi orang yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Disamping itu, pendidikan mempunyai pengaruh besar dalam segi kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia mampu menghadapi segala perubahan yang terjadi sehari-hari.

Proses pendidikan dapat dilakukan dengan cara interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Keberhasilan proses pendidikan secara langsung akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah penyelenggara proses pembelajaran.

Pembelajaean pada hakekatnya merupakan praktik pendidikan yang tidsk sederhana, terutama berkaitan dengankualitas lulusan. Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut pandang, pertama, pembelajaran dipandang sebagai suatu sitem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tidak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan). Kedua, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut antara lain meliputi : persiapan, pelaksanaan, dan menindak lanjuti pembelajaran yang dikelola.

Dengan demikian pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu konsep dalam bidang sosial yang biasanya berhubungan dengan proses dan produk. Peningkatan proses pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas, baik produk akhir maupun proses yang dijalaninya sehingga jika ada salah satu dari faktor tersebut mengalami isolasi maka tidak akan berjalan secara efektif. Kualitas belajar sebagai produk akhir merupakan cara terbaik yang langsung dapat digunakan untuk mendeteksi atau sebagai indikator proses pembelajaran.

Terkait dengan semua itu maka proses belajar mengajar adalah dua kegiatan berbeda, namun antara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam lingkup pendidikan.

Maka dari itu, proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal baik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama lagi berlangsungnya proses belajar. Interkasi dalam prisstiwa belajar mengajar mempunyai arti yang sangat luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah penyelenggara proses pembelajaran, dimana proses membelajaran itu merupakan suatu sistem atau proses pembelajaran subyek didik yang dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Tujuan belajar hakikatnya adalah proses perubahan kepribadian meliputi kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepribadian, perubahan itu bersifat menetap dalam tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik.

Menurut Sunaryo (Komalasari.2013:2) “belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan” Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikopsikis menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan ilmu pengetahuan  yang merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Mengajar diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Sistem lingkungan belajar ini terdiri sendiri dan atau dipengaruhi oleh berbagai komponen misalnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana belajar mengajar yang tersedia mengajarpun pada hakikatnya terdiri dari beberapa proses yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar.

Proses belajar mengajar menitik beratkan upaya agar materi pelajaran atau pendidikan mudah diamati, dihayati, di transfer, dan dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Dalam mencapai tujuan, proses belajar mengajar tidak pernah terlepas dari suatu seni atau kiat-kiat mendidik sebab konsep-konsep pendidikan itutidak selalu tepat dilaksanakan dan dipraktekan dilapangan. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa mempunyai kemampuanyang baik yaitu selain memahami pelajaran atau materi yang diajarkan, mereka juga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif, semua itu tidak lepas dari peran guru sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi situasi yang kondusif.

Guru dalam mengajar tidak lepas dari metode, strategi dan model pembelajaran yang dipai agar peserta didik memahami apa yang telah diajarkan. Model-model pembelajaran yang bervariasi dan inopatif, yang dilakukan guru dalam setiap kali mengadakan interaksi belajar mengajar dalam mencapai tujuan. Karena keberhasilan perserta didik tergantung atau terletak pada bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu, metode, model, dan alatyang digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode, model pembelajaran dan alat berfungsi sebagi jembatan atau media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai. Metode, model pembelajaran dan alat yang digunakan seharusnya betul-betul efektif dan efisien.

Kunci utama dalam peningkatan kualitas pendidikan terletak pada mutu guru nya oleh karena itu para pelaku pendidikan terutama para guru dituntut untuk menguasai dan berinivasi baik dalam mmenggunakan model pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia demi tercapainya peningkatan kualitas pendidikan.

Guru harus dapat menunjukan keseriusan ketika mengajar sehingga dapat membangkitkan minat serta motivasi siswa untuk belaja. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran. Sedangkan dlam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Selain itu guru sebagai inovator yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan pembelajaran, akan lebih bermakna jika siswa memahami apa yang dipelajarinya dan bukan mengetahuinya saja. Semakin banyak siswa yang terlibat aktif dalam belajar, maka semakan tinggi kemungkinan hasil belajar yang dicapainya.

Seorang guru dalam pembelajaran bukanlah sekedar menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang sedang disampaikan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami bagi siswa. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik, maka dapat menimbulkan kesulitan bagi siswa sehingga mengalami ketidak tuntasan dalam belajar.

Guru memiliki peran yamg sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur mausiawi adalah sebagai suatuproses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Oleh sebab itu’guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan model pembelajaran sebagai salah satu kompenen yang ikut andil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Krangka berfikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang betul-betul didirikan oleh seorang guru. Dan ciri pengajaran yang dilakukan guru dikatakan berhasil apabila salah satu diantaranya dilihat dari kadar kegiatan siswa belajar. Semakin tinggi kegiatan belajar siswa, semakin tinggi peluang  berhasilnya pengajarannya. Ini berarti kegiatan guru mengajar harus marangsang kegiatan siswa melakukakan berbagai kegiatan belajar.

Dalam pengguanaan model pembelajaran, gurur harus menyusuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode serta model pembelajaran. Tujuan intruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode serta model pembelajaran. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan model pembelajaran bagaimana yang dipilih guna menunjang tercapainya tujuanyang telah dirumuskan tersebut.

Salah satu problematika yang dihadapidunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya. Proses pembelajaran di kelas kebanyakan diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk menghapal informasi. Otak anank dipakai untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai, dan bermaktabat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia, agama adalah halyang termasuk penting dalam segi kehidupan karena dengan agama manusia dapat dibedakan dengan makhluk lainya sehingga agama bukan hanya sekedar sebagai pelengkap kehidupan tetapi merupakan patokan hidup manusia.

Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupam umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan, baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat. Pendidikan Al-Qur,an dan Hadist di Sekolah Dasar sebagai landasan yang intgral dari pendidikan agama. Agama memang bukansatu-satunya faktor yang mnentukan dalam pembentukan watak dan kpribadian siswa, tetapi secara subtansional mata pelajaran AlQran Hadist memiliki kontribusi dalam memberikan motifasi kepada siswa untuk memprektekan nilai-nilai keyakinan kagamaan dan akhlaqul kharimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata peljaran Al-Qur,an Hadist adlah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah dasar yang dimaksud untuk membrikan motifasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur,an dan Hadist sehingga dapat diwujudkan dalam prilaku sehari-hari sebagai manipestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. Ruang lingkup pembelajaran AlQran Hadist di Sekolah Dasar meliputi :

1.        Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur,an

2.        Hafalan surat-surat pendek

3.        Pemahan kandungan surat-surat pendek

4.             Hadist-hadist tentang kebershan, niat, menghormati orang tua,persaudaraan,   silaturahim, taqwa, menyayangi anak yatim, sholat berjamaah, ciri-ciri orang munafiq, dan beramal sholeh.

Mata pelajajaran Al-Qur,an  Hadist termasuk salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah mulai dari jenjang dasar sampai jenjang sekolah atas atau Aliyah (MA), tetapi pelajaran ini tidak diajarkan disekolah dasar, SMP dan SMA. Berbagai macam materi ajar dlam mata pelajaran Al-Qur,an Hadist dimaksudkan untuk mempelajari berbagai macam cara pembaca Al-Qur,an serta mempelajari berbagai macam Hadist yang sering digunakan dalam kehidupan sehari. Siswa yang latar belakangnya dari keluarga beragama kuat dan belajar mengaji akan mengikuti pelajaran ini tanpa beban, sedangkan siswa yang tidak didukunng oleh kluarga yang kuat dan tidak belajar mengaji maka pasti merasa jenuh dan banyak keluhan, Sehingga mata pelajaran ini kurang menarik apabila tidak ada cara penyampaian yang inofatif dan bervariasi.

Supaya pembelajaran Al-Qur,an Hadist jadi menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa, maka guru dapat menerapkam berbagai macam model pembelajaran. Tujuan penerapan model pembelajaran pada mata pelajaran Al-Qur,an Hadist adalah untuk mempermudah penyajian guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, mengatasi sikap aktif siswa yang berlebihan, mengatasi keterbatasan ruang sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Jika penerapan model pembelajaran mampu mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam hal penyampaian pesan (materi), maka siswa akan merasakan dampak positif dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an .

Berdasarkan fenomena yang ada, khususnya dalam dunia pendidikan, masih sedikit guru yang menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan yang disukai siswa, melainkan para guru sering menggunakan cara yang tradisional atau ceramah saja karena cara tradisional ini tidak membutuhkan biaya dan banyak tenaga. Padahal seringkali terjadi dalam suatu proses belajar mengajar, siswa sering tidak memperhatikan penjelasan guru atau bahkan mereka bermain sendiri atau berbincang –bincang dengan temannya ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga kelas menjadi  gaduh dan pelajaran yang disampaikan oleh guru menjadi tidak efektif.Apabila dalam proses pembelajaran guru tidak mempertimbangkan apakah siswa memahami materi yang disampaikan atau tidak, maka proses pembelajaranpun tidak akan berjalan dengan sesuai.

Dengan demikian, cara mengajar dan model pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan oleh guru supaya siswa dapat menerima informasi dengan baik, karena melalui hal tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.

Dalam memperbaiki proses pembelajaran perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensif dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekolahnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf di SD Negeri Sempurcagak Kec. Gegerbitung Kab. Sukabumi.

Kondisi proses pembelajaran pada siswa kelas III SD Negeri Sempurcagak Kec. Gegerbitung Kab. Sukabumi masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan. Proses pembelajaran Al-Qur’an pada siswa kelas III SD Nengeri Sempurcagak Kec. Gegerbitung Kab. Sukabumi kurang merangsang siswa untuk terlibat secara aktif sehingga siswa kurang mandiri, bahkan cenderung pasif selama proses pembelajaran sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran AL-Qur’an merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk dilakukan.

Menanggulangi permasalahan dalam pembelajaran AL-Qur’an , salah satu model pembelajaran yang sapat diterapkan adalah model pembelajaran Koopratif Berbantuan Media Kotak Kartu Hururf. Model pembelajaran ini berangkat dari dasar pemikiran “ gettting better together”, yang menekan kan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kndusif kepada siswa untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampialan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat.

Masalah tersebut digunakan untuk mengaitkan rasa keingin tahuan serta kemampuan analisis siswadan inisiatif atas materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a macth digunakan untuk mempersiapkan siswa agar berpikir kritis, analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas yang meliputi semua jenis kelompok termasuk bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atauu diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan yang dimaksud . guru biasanya menetapkan bentuk kajian tertentu pada tugas akhir.

Pembelajaran terpusat pada guru masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat belangsungnya proses pembelajaran dikelas, interaksi antara siswa dan guru yang jarang terjadi dan dampak yang terjadi setelah pembelajaran selesai. Dengan demikian untuk melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran maka guru dapat menggunakan pembelajaran kooperatif, karena dalampembelajaran koperatif akan terjadi interaksi antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Adapun model  pembelajaran yang bervariasi akan sangat membantu siswa dalam mencpai tujuan pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran kooperatif berbantuan Media Kotak Kartu Huruf yang diterapkan dalam pembelajran Al-Qur’an Hadist membuat siswa menjadi lebih mudah lebih mudah mengingat dan memahami materiyang telah disampaikan apalagi penggunaan model yang kurang berpariasi dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadist pada materi “Bacaan Mad” yang dianggap sulit dan kurang menarik maka dapat memudahkannya.

Berdasarkan pengamatan terhadap siswa SD Sempurcagak kec. Gegerbitung Kab. Sukabumi, terdapat kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadist, salah satunya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi-materi yang diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut disebabkan oleh, Kurang perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru karena siswa merasa jenuh dan model pembelajarannya yang setiap hari sama walaupun berbeda materinya, serta kegiatan siswa hanya datang, duduk, dan pulang, sehingga siswa kukrang aktif, dan nilai-nilai belajar siswa yang kurang dari KKM.

 Berhubungan dengnan hal tersebut maka diperlkan suatu cara pengajaran dan model pembelajaran yang benar-benar bisa membingbing peserta didik agar lebih dapat trampil dan supaya tujuan instruksional dalam pembelajaran dapat di penuhi. Dengan model pembelajaran kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf yang juga bisa dikatakan dengan memasangkan atau juga disebut sebagai model menjodohkan dengan menggunakan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan ataupun pernyataan dan kartu lain yang berupa jawaban dari pasangan soal dan atau pernyataan tersebut.

Selain itu Kooperatif berbantuan media Kotak Kartu Hurufdalam pembel;ajaran adal;ah type yang cukup menyenengken digunakan untuk mengulang materi yang telah disampaikan maupun materi baru yang akan diajarkan dapat menggunakan model ini, dengan catatan bahwa sebelum materi diajarkan guru harus memberitahu siswa agar belajar supaya ketika penerapan model ini mereka mempunyai bekal pengetahuan. Alasan lain dipilihya model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf adalah dapat memudahkan siswa memahami materi yang sulit dengan waktu yang relatif singkat pada pembelajaran AL-Qur’an .

Berkaitan dengan Hal-Hal tersebut, maka penulis mencoba melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul ” penerapan model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf Untuk Meninngkatkan Hasil Belajar AL-Qur’an Pokok Bacaan Mad Pada Siswa Kelas III ”

 

 

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah :

1.    Bagai mana proses penerapan model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf pada mata pelajaran AL-Qur’an pokok bahasan bacaaan mad kelas III di SD Sempurcagak Kec. Gegerbitung Kab. Sukabumi tahun ajaran 2017/2018?

2.    Bagaimana pencapaian hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran AL-Qur’an dengan model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf pada siswa kelas III di SD Negeri Sempurcagak Kec. Gegerbitung Kab.Sukabumi Tahun Ajaran 2017/2018

 

C.    Tujuan Penelitian

                   Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Untuk mendeskripsikan proses penerapan model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf pada mata pelajaran AL-Qur’an pokok bahasan bacaan mad siswa kelas III SD Negeri Sempurcagak Kec. Gegerbitung Kab. Sukabumi tahun ajaran 2017/2018.

2.      Media Kotak Kartu Huruf pada siswa kelas III SD Negeri Sempurcagak Kec. Gegerbitung Kab. Sukabumi tahun ajaran 2017/2018.

D.    Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat secara umum yang diperoleh dr penelitian ini adalah menekan biaya seminimal mungkin dalam melakukan penelitian dibidang pendidikan, sebab dalam penelitian tindakan kelas ( PTK) tidak diperlukan sampel dalam jumlah besar, analisi data dilakukan secara kualitatif, dan peneliti sebagai guru didorong untuk berani mencoba dan menerapkan model pembelajaran kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf itu efektif untuk tidak dalam proses pembelajaran. Manfaat secara khusus yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat dari berbagai segi atau pihak yang terkait, yaitu :

1.      Secara teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pengembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang proses penerapan model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf terhadap hasil belajar Al-Qur’an .

2.      Secara praktis

a.    Bagi Kepala SD Negeri Sempurcagak Kec, Gegerbitung Kab, Sukabumi

1) Penerapan model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi lembaga sekaligus sebgai acuan dalam pengembangan bagi lembaga sekaligus sebagai acuan dalam pengembangan hal-hal yang perlu dikembangkan yang berkaitan dengan belajar mengajar khususnya khususmya mata pelajaran Al-Qur’an .

2) Sebagai motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk menciptakan pembelajaran yang optimal.

b.    Bagi Guru SD Sempurcagak Kec. Gegerbitung, Kab. Sukabumi.

1)        Meningkatkan Kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar

2)        Bahan evaluasi untuk meningkatkan program kegiatan belajar mengajar dikelas.

3)        Pedoman dalam penggunaan model yang sesuai dalam proses pembelajaran

4)        Mempermudah bagi guru untuk menyanpaikan bahan ajar di kelas

5)        Meningkatkan pemahaman materi kepada siswa

c.    Bagi Siswa SD Negeri Sempurcagak Kec. Gegerbitung, Kab. Sukabumi.

1)        Memberikan kemudahan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman dan hasil bekajar pada mata Al-Qur’an terutama materi bacaan Mad

2)        Memberikan motifasi dalam belajar di kelas dan di luar kelas.

d.    Bagi peneliti lain atau pembaca

1)        Bagi penulis yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang penerapan model pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Kotak Kartu Huruf dalam pembeljaran disekolah.

2)        Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau referensi dan kajian untuk meningkatkan kebrhasilan dalam proses pendidikan.

e.    Bagi Perpustakaan SD Negeri Sempurcagak Kec. Gegerbitung, Kab. Sukabumi sebagai sumber informasi dan dapat digunakan untuk menambah referensi dunia ilmu pengetahuan dan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi siswa lainnya khususnya dalam hal yang berkaitan dengnn dunia pendidikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.      Kajian Teori

1.      Hakikat Model Pembelajaran

a.    Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran mempunyai berbagai macam pengertian, diantaranya yaitu : Menurut Arend dalam Agus Suprijono, Model pembelajaran ialah pola yang digunaka sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelola kelas. Sedangkan menurut Joyce dan We il dalam Rusman (2013:1) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidiknya.

Adapun Soekamto dalam Iif Khoiru dan Sofan Amri (2011:8), mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman pelajar untuk encapai tujuan belajar tertenu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berdasarkan berbagai macam pengertian model pembelajaran menurut para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseputual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasi kan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraqikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan ketrampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

Fungsi dari model pembelajaran adalah guru dapat membantu peserta didik mendapat informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar.

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1.    Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

2.    Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya mode berpikir indukatif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir indukatif.

3.    Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas siswa.

4.    Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan, : (1) urutan langkah-langkah pembelajaran, (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial, (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

5.    Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, dampak tersebut meliputi : (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

6.    Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang di pillihnya.

    Sesuai dengan ciri-ciri model pembelajaran tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tidak hanya untuk mempermudah guru melainkan juga berdampak positif terhadap siswa, maupun untuk proses belajar mengajar, contohnya saja, dengan penggunaan model pembelajaran maka siswa akan lebh mudah berkreatifitas dalam berfikir, kemudian dengan kemudahan tersebut dapat meningkatkan proses belajar mengajar yang diharapkan serta hasil yang memuaskan.

 

b.      Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

1)      Pengertian pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)

Cooperative berarti bekerja sama, dan learning berarti belajar, jadi belajar melalui kegiatan bersama.kooperatif ini sangat menyentuh hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi saling membantu kearah yang makin baik dan bersama. Cooperative dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.

Istilah Cooperative Learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama Pembelajaran Kooperatife. Menurut Johnson &Johnson dalam Isjoni (2011:17) bahwa :

Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokan siswa di dalam kelas dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain.

Abdulhak dalam Rusman (2014:203) mengatakan pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning karena mereka beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran ini. Walaupun tidak semua belajar kelompok dikatakan cooperative learning. Cooperative merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok  kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdidiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur krlompoknya yang bersifat heterogen.

Dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun kelompok. Cooperative learning mencakup suatu kelompok siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama alinnya.

Ruslan
Ruslan Seseorang yang suka menulis dikala senggang, hobi makan bakso dan suka ngajak jalan-jalan istri